Level PPKM Turun, Sekolah Tatap Muka Boleh Dimulai Jika Penuhi Ketentuan Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengumumkan PPKM Jawa-Bali turun ke Level 3 pada Senin (23/8) malam. Artinya, sudah ada pelonggaran di beberapa sektor kehidupan, termasuk aturan sekolah tatap muka .
Pada wilayah dengan PPKM Level 3, sekolah tatap muka dapat dilaksanakan dengan kapasitas maksimal 50%. Tentu hal itu dilakukan dengan sangat terbatas dan memperhatikan beberapa faktor penunjang lain seperti siswa dan guru yang sudah tervaksinasi seluruhnya.
Hal ini pun pernah dikatakan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu. Menurutnya, jika vaksinasi pada siswa dan guru sudah seluruhnya diberikan dan jika situasi pandemi melandai, sekolah tatap muka dapat dijalankan secara terbatas.
Namun, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban mengatakan, untuk situasi sekarang, sekolah tatap muka belum dilakukan, tapi pihak sekolah sudah bisa melakukan persiapan.
"Di situasi sekarang dengan positivity rate secara nasional masih di atas 30% dan vaksinasi belum tinggi, keputusan paling bijak ialah belum melakukan sekolah tatap muka. Kalau untuk siap-siap boleh, karena level PPKM sudah turun," paparnya saat siaran langsung di Instagram pribadi, @profesorzubairi, Selasa (24/8).
Prof. Beri, sapaan akrabnya, melanjutkan, khusus DKI Jakarta yang angka positivity rate-nya di angka 8% dan vaksinasi sudah sangat tinggi dengan penerima vaksin dosis pertama sudah hampir seluruh orang dewasa dan dosis kedua sudah 50%, uji coba sekolah tatap muka boleh dilakukan.
"Tapi ingat, dilakukan dengan sangat hati-hati dan pastikan protokol kesehatan berjalan dengan sangat ketat agar tidak menjadi klaster penularan Covid-19 yang malah membahayakan siswa, guru, maupun staf sekolah," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Prof. Beri menerangkan bahwa benar jika semua siswa sudah divaksinasi, risiko paparan Covid-19 menjadi sangat kecil. Karena itu, vaksinasi menjadi penting di situasi sekarang.
Kalau soal positivity rate, wilayah dengan persentase positivity rate di bawah 3% itu dikategorikan sangat aman. "Kalau 5%-10% agak aman dan di atas 10% itu sama sekali tidak aman. Nah, karena Indonesia 30% lebih, makanya penetapan sekolah tatap muka harus dipikirkan dengan sangat matang," terangnya.
"Jadi, sekarang ini waktunya untuk bersiap-siap dulu. Jangan buka sekolah dulu, baik untuk DKI Jakarta atau provinsi lain," ungkapnya.
Lihat Juga: Positivity Rate Covid-19 Indonesia Tembus 11%, PB IDI Sebut Banyak Tes Mandiri yang Tak Dilaporkan
Pada wilayah dengan PPKM Level 3, sekolah tatap muka dapat dilaksanakan dengan kapasitas maksimal 50%. Tentu hal itu dilakukan dengan sangat terbatas dan memperhatikan beberapa faktor penunjang lain seperti siswa dan guru yang sudah tervaksinasi seluruhnya.
Hal ini pun pernah dikatakan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu. Menurutnya, jika vaksinasi pada siswa dan guru sudah seluruhnya diberikan dan jika situasi pandemi melandai, sekolah tatap muka dapat dijalankan secara terbatas.
Namun, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban mengatakan, untuk situasi sekarang, sekolah tatap muka belum dilakukan, tapi pihak sekolah sudah bisa melakukan persiapan.
"Di situasi sekarang dengan positivity rate secara nasional masih di atas 30% dan vaksinasi belum tinggi, keputusan paling bijak ialah belum melakukan sekolah tatap muka. Kalau untuk siap-siap boleh, karena level PPKM sudah turun," paparnya saat siaran langsung di Instagram pribadi, @profesorzubairi, Selasa (24/8).
Prof. Beri, sapaan akrabnya, melanjutkan, khusus DKI Jakarta yang angka positivity rate-nya di angka 8% dan vaksinasi sudah sangat tinggi dengan penerima vaksin dosis pertama sudah hampir seluruh orang dewasa dan dosis kedua sudah 50%, uji coba sekolah tatap muka boleh dilakukan.
"Tapi ingat, dilakukan dengan sangat hati-hati dan pastikan protokol kesehatan berjalan dengan sangat ketat agar tidak menjadi klaster penularan Covid-19 yang malah membahayakan siswa, guru, maupun staf sekolah," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Prof. Beri menerangkan bahwa benar jika semua siswa sudah divaksinasi, risiko paparan Covid-19 menjadi sangat kecil. Karena itu, vaksinasi menjadi penting di situasi sekarang.
Kalau soal positivity rate, wilayah dengan persentase positivity rate di bawah 3% itu dikategorikan sangat aman. "Kalau 5%-10% agak aman dan di atas 10% itu sama sekali tidak aman. Nah, karena Indonesia 30% lebih, makanya penetapan sekolah tatap muka harus dipikirkan dengan sangat matang," terangnya.
"Jadi, sekarang ini waktunya untuk bersiap-siap dulu. Jangan buka sekolah dulu, baik untuk DKI Jakarta atau provinsi lain," ungkapnya.
Lihat Juga: Positivity Rate Covid-19 Indonesia Tembus 11%, PB IDI Sebut Banyak Tes Mandiri yang Tak Dilaporkan
(tsa)